Kamis, 14 Februari 2013

My Valentine

"kasih gw coklat!" kataku kesal.
dia tidak nenggubrisku sama sekali.. hanya sibuk menggulung mie ayam pakai sumpitnya.
"gw serius.. gw mau coklat..!"bentakku lagi.
setelah menyuap sesendok dia menatapku dengan tatapan sinis.
"heh! mentang-mentang elo nggak punya cowok terus gw yang harus kasih coklat ke elo gitu?!" tanyanya.
"iya! gw nggak punya pacar.. jadi gw minta coklat dari elo aja.."
"duit gw cekak!  elo minta temen cowok yang lain aja deh.."
"tapi elo ngasih cewek lo coklat?"
"yaiyalaahh...!! dia kan cewek gw.."
"ya udah beliin satu lagi buat gw.. atau nggak kasih coklatnya buat gw aja.. lebih kenalan siapa sih.. gw apa cewek lo?! kita temenan udah 10 tahun, elo sama cewek lo dari awak kenalan kalau ditotal belum sampai setaun..".
"ya tetep aja! dia cewek gw.. nah elo.. kenalan sama gw sepuluh tahun kek.. dua puluh tahun kek.. seratus tahun kek.. tetep aja temen!"
aku kesal bukan main mendengar itu, akhirnya aku beranjak pergi meninggalkannya..
aku lihat dia..
dia diam.. dia tidak mengejarku..
dia pasti tau aku marah..
dia pasti tau kalau aku ingin dikejar dan mendengar maaf dari mulutnya..
tapi dia diam..
satu minggu berlalu.. ya tiba juga hari ini.. hari yang membuat aku dan dia bertengkar dan masih tidak berbicara sampai sekarang.
apa dia akan datang?
akan membawa coklat?
meminta maaf seperti biasa dan kita kembali tertawa seperti biasa..
agh! khayalan apa ini..
tapi.....
Dugaanku benar.. dia datang..
dia ada didepanku saat ini.. 'nyengar nyengir' seperti biasa..
"mana coklat gw?" tanyaku pertama.. ya.. setelah itu aku akan menagih permintaan maafnya.
dia menggeleng..
"gw nggak bawa coklat.. gw nggak mau ngasih coklat.."
begitu aku hampir marah, setangkai bunga muncul dari tangannya yang sedari tadi disembunyikannya..
"gw mau kasih ini aja.. ini karena gw kangen sama elo.. karena gw sayang sama elo.. gw tau elo marah.. tapi gw tau elo percaya gw nggak pernah niat ngehina sepuluh tahun pertemanan kita.."
aku hilang kata.. air mataku menetes.. aku ingin menjawab kalau aku juga sayang dia.. saanggaatt sayang dia.. sangat kangen diaa..
namun sayang setelah itu.. dia memberikan sebuah hadiah lagi..
"ini undangan pernikahan gw.. elo temen deket gw.. jadi gw mau kasih undangan yang pertama ini buat elo.."

Janji Suci

aku melihat matanya lekat-lekat.. bagaimana bisa dia didepanku saat ini?
bagaimana bisa yang didepanku itu dia?
ketajaman tatap mataku tidak juga membuatnya gentar..
dia juga melihatku.. hanya melihatku.

aku tau dia bertanya..
dan aku tau dia menunggu jawabanku..
tapi tunggu..
ini terlampau aneh!
pernah aku membayangkan situasi seperti ini, dengan lokasi yang sama persis, perkataan yang sama persis, dan kesungguhan yang sama persis..
tapi bukan dia! dia itu siapa?! dia tidak pernah sedikitpun ada dalam khayalanku..
dia ibarat bunga di taman kota.. ya memang indah, tapi aku tidak pernah menghafalnya.. aku bahkan tidak berfikiran untuk memetiknya.

sejak kapan dia tau aku?
sejak kapan aku tau dia?
bagaimana bisa kita bisa ada di situasi ini?

aaggghhhh!!! aku bingung!
tenang.. aku hanya bingung, bukan tidak suka..

lihat.. tanganku tetap ada dalam genggamannya, aku tidak beranjak meninggalkannya, aku tetap mendengarkannya..
hatiku bergetar, namun tidak meledak..
lalu kenapa? apa gunanya meledak?
itu hanya akan membuat hilang kendali..
ya.. seperti ini yang aku butuhkan..
dimana logika aku tetap punya ruang untuk berperan..
dia sudah ucapkan janjinya,
dia sudah memintaku percayakan hidupku padanya,

ini memang membingungkan.. cinta memang tidak bisa ditebak arahnya..

sudahlah.. aku tidak mau lama-lama..
aku harus jawab "iya".

Minggu, 10 Februari 2013

Ingat

kalau nanti kamu ingat aku..
apa kamu akan datang?

kalau saat ini kamu ingat aku..
apa kamu akan datang?

kalau waktu itu kamu ingat aku..
apa kamu akan datang?

kalau saja kamu ingat aku..
kamu pasti datang.

Jakarta 10 feb 2014
at Markas R
-Riri Kemala-

Kamis, 07 Februari 2013

Api

api ini aku biarkan berkobar,
aku bebaskan dia membakar apa saja yang dia bisa..
tidak.. aku tidak menyesal..
karena bukan aku yang menyulutnya, kamu yang tumpahkan bensinnya.
aku hanya akan pandangi hasil karya beringas milik kita..
aku akan kagumi indahnya
aku akan resapi panasnya.

bukan aku membiarkannya,
aku hanya terlampau lelah menghentikannya..

jangan nasihati aku dengan peringatan-peringatan yang kamu tidak juga bersedia untuk menepati.

ini apiku
aku membakar milikku.
berjalanlah seperti penjahat yang menjauh.
apa pedulimu.. ini urusanku..

aku disini berdiri tenang,
karena aku tau api ini tidak abadi..
setelah membakar yang harus dibakar dia akan mati.
aku tidak akan merasa kehilangan..
yang terbakar memang harus habis..
harapanku ke kamu,
doaku untukmu,
semua hal yang aku pikirkan tentangmu..
hanya itu yang kupunya..
dan semua sekarang hilang.

aku bahagia..
sudah tidak ada kamu lagi..

Jakarta, 7 feb 2013

Minggu, 03 Februari 2013

Pergi

kalau saja memang pergi semudah itu,
kalau saja hanya tinggal melangkahkan kaki tanpa perlu berbalik badan dan lambaikan tangan.
atau seperti mimpi yang ketika terbangun.. suka atau tidak akan tetap diakui bukan kenyataan.
Seandainya aku bisa menerima semua kekuranganmu kemudian pergi dan merasa bersyukur.
seandainya kamu tidak aku tempel begitu lekat..
mungkin pergi tidak akan menjadi hal yang rumit.
kamu sudah pergi,
lalu kenapa aku disini?
kamu tidak pernah janji akan kembali,
lalu aku menunggu apa?

aku hanya harus pergi,
hanya harus seperti kamu..

sudahlah.. kamu bisa pergi dengan cepat,
aku... memang agak lama..
karena persiapanku banyak,
yang aku bawa banyak..
karena perjalananku akan jauh, dan tidak kembali.

sekali kubertahan, kesetiaanku selalu juara.
sekali kupergi, aku juga juara untuk menganggap kamu tidak pernah ada.

baiklah.. aku pergi.

#sabtu, 4 Januari 2013