Rabu, 04 Januari 2012

Terlampau Aneh Untuk Suatu Kebetulan


Kembali ke hari itu, di acara sebuah pentas seni, dimana dari kejauhan aku bisa melihatmu. Jauh sekali.. sangat jauh.. jarak kita cukup jauh… terhalang oleh ribuan penonton yang sedang melihatmu berlaga diatas panggung. Perasaan yang tidak pernah aku temukan lagi kesamaannya sekian tahun berikutnya. Sebuah perasaan yang meledak-ledak yang ingin dalam waktu segera mengetahui semua tentangmu.
Berikutnya yang terjadi adalah seperti rangkaian keajaiban..
Semesta seakan ikut berkompromi dengan daya tarik menariknya hingga kita selalu dipertemukan. Jarak yang awalnya jauhpun menjadi terkikis.. membuat kita semakin dekat.. seperti aku dan kamu yang terjebak dalam satu ruangan seperti sekarang ini.
”gila! Sinyal juga kok bisa abis kayak gini sih!” ujarmu sambil memencet tombol-tombol di handphone-mu dengan kasar.
”sama.. punya saya juga hand phone-nya nggak bisa dipakai telephone keluar!”jawabku.
Kamu tak membalas perkataanku justru sibuk mondar-mandir di ruangan sempit ini sambil sesekali menggedor-gedor pintu, mungkin ingin menganggap aku tidak ada.
”mau ini? Biar sedikit tenang?” aku menawarkan permen mint yang selalu menjadi persediaanku didalam tas.
Kamu terlihat ragu, sedikit melihat mataku dan akhirnya mengambil satu bundar permen dari tanganku.
”mau apa kamu?” ujarnya tiba-tiba setelah kita berdua terdiam dalam keheningan beberapa menit.
”maksudnya?”
”sinyal nggak ada, gedung ini juga sudah tutup, kita akan ada disini.. di toilet ini sampai pagi, so perfect! Hebat kamu!” katanya sambil matanya tetap bertahan tidak mau melihatku.
”maksudnya?” tanyaku lagi.
”ini kan yang kamu mau!!” bentakmu sambil membanting handphonemu ke tembok dengan keras sehingga hancur berantakan.
Melihat itu aku langsung panik, dengan reflek aku pungut puing-puing handphone yang terbagi sekitar 3 sampai empat bagian.
PRAKK!!
”aduuuhhhhh” teriakku kesakitan ketika tanganku terkena tendangan kakimu.
Kamu tidak berhenti, dengan kesal dan membabi buta kamu menendang dan menginjak-nginjak handphonemu sehingga semakin hancur.
”kenapa diambil!! Biar ancur.. biar…!! biar kamu puas..!! biar kita cuma berdua aja sampai pagi.. biar nggak ada yang nemuin kita.. biar kamu puas!!!”gumammu.
Aku masih merintih, tendanganmu sangat keras ke tanganku.
Dan akhirnya aku melihat kamu seperti lelah, terduduk lemas di lantai toilet. Kamu tidak mempedulikan rintihanku dan aku yang mulai menangis.
”nggak usah nangis!!! Jijik gue dengernya!!” bentakmu sambil melemparkan blazer putih milikmu ke mukaku. Tidak membuat aku lebih baik.. justru semakin menangis.

”Do what you want! Udah ada aku disini.. terserah kamu mau apa..” katamu, kali ini dengan nada agak lebih turun dari sebelumnya.
Aku terdiam.. aku melihatmu.. dan kamu tetap tidak melihat aku.. sedikitpun. Kucoba mengatur nafasku yang tidak beraturan, tanganku juga dengan sigap menghapus air mata yang tidak berhenti mengalir.
”aku nggak ngerti maksud kamu dari tadi itu apa?”kataku dengan nada yang masih terputus-putus.
”elo itu cewek freak.. elo kan yang ngebikin situasi kita kejebak seperti ini? HEBAT!!! Apa sih yang kamu mau dari aku? Apa? Mau tidur sama gue? Mau ngerasain tidur sama artis? Apa mau duit? Ngira gue orang kaya banget gitu ya? Atau mau apa.. you’ve got a chance now.. ada gue di depan lo saat ini dan kita hanya berdua.. ayo.. bilang aja.. ” katamu dengan nada sinis.
”maksud kamu.. aku yang ngebikin kita berdua kejebak di toilet ini?” tanyaku.
”gue nggak suka basa-basi. Bilang aja…”
Dan untuk pertama kalinya dia akhirnya menatapku, melihat dengan tatapan tajam dan penuh kesinisan ke dalam mataku, aku masih terdiam.. membalas tatapan matanya.. tanpa kata.
“elo nggak jelek.. ya.. manis sebenarnya.. gw nggak nyangka elo kayak gini.. segila ini.. waktu dulu.. gue lupa kapan.. gue sempet seneng ada yang ngefans sama gue mukanya manis kayak elo.. elo juga pendiem.. nggak histeris seperti yang lain. Gue tau elo selalu dateng di setiap panggung gw.. elo yang paling keliatan. Elo keliatan mencolok dengan diam loe.. berada paling depan posisi tengah di tengah orang-orang yang bersorak sorai.. dan elo hanya diam, hanya melihat gue aja. Awalnya menarik.. gue juga sering meratiin elo.. tapi.. ketika gue selalu menemukan elo di banyak tempat, gue mulai ngeri. Terlampau aneh untuk sebuah kebetulan pertemuan-pertemuan kita. Out of nowhere kamu jadi pelayan di restaurant tempat aku menyendiri.. tiba-tiba muncul kerumahku sebagai seorang designer interior rumahku, kita bahkan bisa ketemu di danau belakang villaku yang nggak ada seorang pun tau kalau aku sering kesana, lalu di event tertutup seperti hari ini aku juga bisa ketemu kamu.. dan sekarang.. aku diruangan ini sama kamu. Kamu terlampau gila.. untuk membuat situasi seperti ini. FREAK!!!!” teriakmu kesal.
Lagi-lagi aku terdiam.. aku fokus kepada matanya. Yah.. ada sisi aku menikmatinya.. setidaknya akhirnya kamumenatap mataku, walaupun penuh dengan kebencian. Aku tau kamu menunggu aku berkomentar.
Tidak.. aku hanya akan memilih diam..
Aku akan tetap diam walaupun kamu memasang wajah ingin membunuh sekalipun.. aku akan diam..
Setelah sekian lama keheningan itu pecah dengan suara riuh diluar, pintu pun terbuka.. keberadaan kami akhirnya ditemukan. Seorang Wanita yang aku tau adalah kakak sekaligus managermu langsung menghampirimu.. security, dokter, dan semua orang terpusat padamu. Aku berdiri.. merapihkan pakaianku.. beranjak pergi meninggalkan toilet pengap ini, aku melewatimu.. dia masih menatapku dengan sinis, akupun berlalu.. meninggalkan kamu dan semuanya

                                                          **********************

Valy menyeruput pelan coklat panas buatan Lany,kakak sekaligus managernya itu. Menikmati kebebasannya dari Toilet pengap yang sudah menyekapnya sekitar dua jam-an bersama wanita yang membuat hatinya sangat emosi.
”lalu.. apa yang terjadi di toilet bersama seorang wanita sekitar dua jam?” Tanya Lany kepada adiknya.
”dia cewek gila! Aku maki-maki dia sepuas hatiku, untung aja dia cewek.. kalau nggak .. dia mungkin sudah habis aku pukuli.”jawab Valy.
”gila kenapa Val?”
”ya gila lah.. bisa bikin gue kesekap berdua sama dia.. freak itu cewek!”
”maksud kamu, kamu itu kekunci di toilet karena dia? Ini setting-an dia gitu?”
”FREAK kan tuh cewek!! Emang sakit jiwa dia!!”
Lany pun tertawa geli mendengar perkataan Valy,
”Valy.. my brother.. kamu kayaknya kebanyakan nonton film atau mungkin sinetron.. atau apa.. kakak nggak tau.. tapi kamu itu ngawur!”
“maksudnya?”
“kamu kekunci di toilet itu bukan setting siapa-siapa.. ya kalian memang nggak sengaja kekunci.. nggak ada yang setting keadaan ini.”
”kak.. gue nggak kolot.. gue udah bisa baca setting-an dia. Pertama adalah dia penanggung jawab catering di acara tadi, dia yang berkemungkinan bikin aku sakit perut.. akhirnya aku ke kamar mandi untuk waktu lama.. dan dia nyusul aku ke kamar mandi… dia nyuruh temennya buat ngunci dari luar. Logika aja kak.. itu kamar mandi cowok, kok bisa ada dia disana?!”
Lany kembali tertawa geli sambil mengelus kepala adiknya dia menjelaskan cerita yang sebenarnya.
”Pertama.. kamu itu udah sakit perut sebelum pergi kesana.. dirumah juga kamu udah ke kamar mandi terus, dan tentang cewek itu.. gini ceritanya.. cewek itu tadi udah mau pulang.. jalannya barengan sama kakak tadi di tempat parkir.. tiba-tiba temennya minta tolong sama dia untuk manggil temennya yang masih ada di kamar mandi soalnya gedung udah mau dikunci lebih awal hari ini. Nah mungkin dia masuk ke kamar mandi itu ngira kamu itu temennya.. makannya ditungguin di dalam.. terus, security yang ngunciin dari luar juga bilang sama kakak, dia itu waktu ngunci-ngunci pintu sambil pakai headset denger lagu kenceng-kenceng. Jadi begitu itu dikunci dan kalian gedor-gedor dia nggak denger.. itu nggak bohong ya karena kakak barengan sama rombongan catering itu.. kakak liat sendiri dia itu udah mau pulang sebenarnya.”
Valy terdiam mendengar penjelasan kakaknya, namun dia masih tidak mau kalah,
”oh ya?!? Terus gimana dengan penjelasan ketika mendadak dia jadi pelayan di restaurant tempat aku menyendiri.. itu restaurant kecil dan terpencil… nggak banyak yang tau tempat itu..kenapa dia bisa tau?!? dan tentang dia yang tiba-tiba muncul kerumah ini sebagai seorang designer interior.. puluhan designer interior.. kenapa bisa dia yang muncul?!?  Juga tentang aku yang ketemu dia di danau belakang villa.. ternyata wilayah sebrang danau satunya lagi adalah tempat dia menyendiri juga.. semua terlampau aneh untuk menjadi kebetulan!”
Lany tidak langsung menjawab, kembali ditepuk-tepuk halus kepala adiknya ini dengan gemas.. Lany memang kerap memperlakukan Valy seperti umur 5 tahun walaupun sebenarnya Valy sudah berumur 25.
”itu memang aneh.. tapi itu bukan suatu keanehan yang harus kamu permasalahkan apalagi membuat kamu marah. Itu semua terlampau aneh untuk menjadi kebetulan.. dan itupun terlampau aneh kalau dibuat-buat. Wanita itu seorang designer interior, punya usaha catering, dan restaurant tempat kamu menyepi itu adalah restaurant keluarga dia.. itu kenyataannya.. Keanehan itu bukan untuk kamu hindari dan caci maki, terkadang keanehan itu tercipta untuk dicari tau. Seperti kamu dan gadis itu.. yang selalu dipertemukan.. mungkin kamu harus mencari tau kenapa Tuhan selalu mempertemukan kalian berdua, itu akan bikin kamu tenang daripada kamu sibuk menghindar atau memandang buruk wanita yang punya perasaan baik kepadamu. Ingat pesan mama dulu ke kita? Sesuatu yang baik harus dibalas baik, jangan dibalas dengan keburukan. Dia sudah baik dengan selalu datang ke konsermu, menjadi pendukungmu.. dan dia satu-satunya fans yang kamu bilang ke kakak.. ’kak.. cewek itu manis deh’ .. ingat khan ?”
Kali ini Valy yang diam, mukanya merah padam.. bukan karena marah.. mungkin karena malu atau sedih atau tidak enak yang bercampur aduk menjadi satu.
”kakak punya kartu nama tempat catering tadi, dan ada nama Benita didalamnya.. sepertinya itu nama dia..ada nomor telephone-nya juga..”
Valy masih tidak bergeming.
Lany tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan adiknya yang masih termenung sendirian.. sebuah kartu nama sengaja ditinggalkan di sofa, karena dia yakin Valy pasti akan membutuhkannya.
sumber : browse.deviantart.com