Rabu, 25 April 2012

Tamu (Cerpen)


Di sebuah siang yang terik aku melangkah tanpa punya arah tujuan. Lagi-lagi ini terjadi.. Setiap orang yang berpapasan denganku memanggil namaku beberapa kali karena aku lama tersadar..
Pertanyaan pertama yang terucap.. “mau kemana?”
Jawaban yang selalu sama aku jawab.. “tidak mau kemana-mana”
Lalu mereka kembali bertanya.. “kalau tidak mau kemana-mana, kenapa kau berjalan?”
Aku hanya tersenyum, ya.. aku tidak tau apa jawabannya.. biarkan senyuman ini menjadi ribuan perkiraan di benak mereka semua.

”kamu kenapa?”
Aku jawab.. ”aku tidak kenapa-kenapa”
Orang bodoh juga mungkin tahu aku bohong..
Atau mungkin tandanya aku yang bodoh.. karena memang rasanya aku tidak kenapa-kenapa.. atau bahasa tepatnya.. aku tidak tau aku kenapa.

Ini bukan pertama kalinya aku diberondong pertanyaan mudah namun sulit untuk dijawab, seakan aku buta dengan diriku sendiri. Sangat melelahkan..
Tidak jarang aku memilih jalan yang sepi demi tidak bertemu siapapun.. untuk tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Namun kali ini.. aku terlampau lelah..
Terlampau lelah untuk memilih jalan, untuk menghindar, untuk berfikir apapun..
Maka kembali ini terjadi..
Terlampau memuakkan sampai aku harus memasang wajah ingin membunuh agar semua bisa menjauh.
Silahkan benci aku.. asalkan jangan tanya apapun.. asalkan tinggalkan aku sendiri..

Semua berjalan lancar.. semua menjauh.. aku sampai dirumah tanpa ada satu orangpun dijalan tadi yang berani bertanya.
Ini surga kecilku, sebuah ruangan kosong tanpa apapun..
Hanya berisi benda-benda imaji yang bisa aku ciptakan dan aku hapus semauku.
Kenyamanan dan keindahan fiktif hasil karyaku.
Tadinya tidak begini.. tadinya rumahku penuh dengan kenyataan.. kenyataan yang bisa membuat aku tersenyum, tertawa dan bisa membuat rindu setengah mati saat aku diluar sana.
Tapi.. ketika perlahan-lahan itu hilang (entah siapa yang mengambil).. aku mulai kesal dengan kenyataan.. kenyataan yang tidak bisa abadi.
Maka, aku buang semuanya.. aku memulai sesuatu yang baru dua bulan belakangan ini.. di ruang kosong yang penuh dengan keindahan ini.

Sama dengan hari ini.. aku mulai ingin berkreasi.. menciptkan keindahan bayangan.. tetapi... tunggu.. itu siapa..
Ada seseorang dirumahku.. dia sedang tersenyum dan duduk santai di sebuah sofa. Tunggu dulu... SOFA??!!!
Sejak kapan aku punya sofa itu?!!
Apa aku salah rumah??

”nggak salah rumah.. ini rumah kamu kok” jawabnya seakan bisa menerka pikiranku.
”kamu siapa? Itu sofa siapa?” tanyaku.
”kamu nggak kenal aku? Kita kan sudah berteman lama..”
Aku terdiam.. aku amati sekali lagi wajahnya..
Iya.. benar.. dia temanku.. aku ingat dia.. kenapa dia bisa tiba-tiba disini?
”aku tadi telephone kamu, tapi handphonemu mati.. jadi aku langsung main aja kerumahmu.. apa kabar?” jawabnya lagi seakan bisa membaca pikiranku.
”kenapa kamu selalu menjawab hal-hal yang belum aku tanyakan..” tanyaku.
”kamu lupa?!! Itu kan kemampuanku sejak dulu.. aku bisa membaca pikiranmu.. dari sekian banyak teman-temanmu.. hanya aku yang punya kemampuan itu. Kenapa kamu bisa lupa?”jawabnya yakin.
Sekali lagi aku terdiam, aku paksa otakku berfikir, mengingat-ngingat semua kenangan tentang dia. . iya.. dia benar.. dia satu-satunya yang bisa membaca pikiranku.
”lalu.. sofa itu..?” tanyaku lagi.
“hah!!! Kamu lupa juga!! Ini sofa kamu!! setiap kerumahmu aku selalu duduk disini kan?! Ini bagian favoritku.. karena ini nyaman..”
Astaga.. benar.. itu sofa aku.. bukankah sudah aku buang? Aku memang tidak ingat benda apa saja yang aku buang, tapi seingatku rumahku itu kosong.. dan tidak ada apa-apa selain sofa itu.
”wah kalau itu.. aku tidak bisa jawab.. karena begitu sampai kerumahmu, aku langsung menemukan sofa ini kok..” jawabnya lagi.

Kepalaku langsung pusing, sudah lama benar aku tidak dibuat bingung seperti ini.

”duduk dong.. ngobrol yuk.. kangen.. “ ujarnya sambil menggeser tempat duduknya agar aku bisa duduk disampingnya.
Akhirnya aku menurut, aku duduk dan kita berbincang panjang lebar. Dia bercerita banyak hal, dia juga bertanya banyak hal.. namun bukan pertanyaan yang membuat aku muak...

”aku pulang ya.. sampai ketemu lagi.. ”

Dalam hitungan detik.. dia pergi dan berlalu setelah sebuah senyuman manis diberikan padaku.
Astaga.. aku lupa! Aku lupa nama dia siapa?!?
Dimana aku harus mencari tau namanya..
Kenapa tidak ada apapun dirumah ini yang bisa membantuku.. ?
Handphoneku? Album photo? Laptop? Lukisan?
Atau apapun…
Kenapa rumah ini kosong!!
Aku harus tau dia siapa!
Dengan terburu-buru aku bergegas keluar, mungkin diluar sana banyak yang bisa membantu, atau bahkan mungkin aku bisa mengejarnya..
Tetapi..
Kenapa ini..
Kenapa diluar sini begitu sepi...
Aku butuh siapapun.. tolong.. siapapun..
Sekarang aku tau aku mau kemana..
Sekarang aku tau aku kenapa..
Aku bisa menjawab pertanyaan kalian semua..
Kenapa justru saat ini kalian semua pergi..... ?
Setetes..
Dua tetes..
Puluhan tetes..
Ratusan tetes..
Ribuan tetes..
Tumpah meruah...
Datanglah lagi kerumahku.. jangan pergi lagi.. aku kangen kamu… cinta.

Jumat, 20 April 2012

SATU (Puisi)


Tentang satu angka satu
Yang tercipta hanya dengan sebuah goresan.. terkesan sederhana.
Berdiri paling pertama.. menjadi sebuah pembuka.
Banyak yang bilang lemah.. karena artinya tidak banyak
Banyak yang bilang sepi.. karena artinya sendiri..
Seperti aku.. aku.. satu..hanya satu..
Mereka berkata, ”kamu punya banyak.. beratus-ratus.. beribu-ribu.. berjuta-juta.. bagaimana bisa kamu bilang hanya satu?!”
Ada juga yang berkata.. ”kenapa bangga punya satu jika kamu tidak satu?
Ini jawabanku :
Darahku sudah terikat..
Jiwaku sudah tertambat..
Hatiku sudah terpatri..
Sangsaka itu yang menggenggamku, yang kita beri hormat di warna yang sama.
Tanah ini yang menggenggamku, yang kita singgahi bersama-sama
Tutur kata ini yang menggenggamku, yang membuat aku dan kamu bisa saling mengerti.
Membuat aku tetap merasa satu walau ada dalam berjuta.
Aku melihat kamu,
Aku melihat mereka,
Dan aku melihat satu diantara kita semua..
Apapun.. siapapun.. bagaimanapun..
Sumpah itu sudah terucap dengan gagah waktu dulu..
Pantaskah untuk semua terhapus dengan lupa atau ego yang ingin kuat sendiri?
Menjadi satu diantara beda.. membuat kita  menjadi istimewa..
Menjadi satu diantara banyak.. membuat kita menjadi kuat..
Apapun.. siapapun.. bagaimanapun..
Jangan pungkiri.. bahwa kita satu.
Karena satu tidak berarti lemah,
Satu tidak berarti sendiri,
Satu tidak berarti hanya aku seorang diri..
ini bukan tentang satu angka satu,
Namun tentang ratusan juta orang yang berjiwa satu,
Tentang aku dan saudara sebangsa setanah airku.. INDONESIA.

Selasa, 17 April 2012

CINTA ITU BANGSAT (puisi)


Karena kata bernama cinta
Ada yang mati dengan raga tanpa luka
Menangis sampai kering
Marah sampai pita suara tak lagi berguna

Siapa yang sadar?
Kamu tidak sadar.. buktinya kamu masih tertawa
kamu masih menari dan bernyanyi seakan suaramu indah
kamu tidak sadar.. karena kamu didalamnya
karena kamu jatuh cinta

siapa yang sadar?
Aku yang sadar.. aku yang sekarat
Aku yang muak..
Aku yang mengamuk..
Aku yang sadar,, karena aku ada diluar,,
Aku jauh dari cinta

Cinta itu bangsat..
Tidak mau tau.. ! perkataanku benar.. ! cinta itu bangsat !
Kenapa..
Mau tau..
Kamu harus tau..
Karena cinta kamu tertawa aku menangis
Karena cinta kamu menyanyi dan aku mati

Cinta itu bangsat.. karena saat kamu cinta dia..
Kamu tak lihat aku.. kamu hanya lihat dia..
Cinta itu bangsat.. karena saat kamu cinta dia..
Kamu hanya ingat dia.. kamu lupa sama aku..
Cinta itu bangsat.. karena saat kamu cinta dia..
Kamu hanya cinta dia.. kamu tidak cinta yang lainnya..
Cinta itu bangsat..
karena kamu cinta dia, kamu tidak cinta aku.. yang cinta sama kamu.




Jakarta, 18 April 2012
R.K.S