Ada saatnya diri ini merasa puas untuk egois. hanya berpusat pada "aku" tidak peduli dengan kamu atau mereka. #1 -- Ratna Riri K.S (@riri_jagoan)
Namun saat aku, kamu dan mereka berbicara tentang "kita" .. kepuasan ego yang dibanggakan berubah menjadi sebuah pisau tumpul. #2 -- Ratna Riri K.S (@riri_jagoan)
Pisau tumpul itu tidak bisa melukai apapun tidak menunjukkan kekuatan apapun. . tidak punya arti apa-apa. #3 -- Ratna Riri K.S (@riri_jagoan)
Lalu apa aku harus mengalah dengan kata "kita"? bagaimana dengan kamu atau mereka? apa bisa dengan lapang dada menyandang kata "kita"? #4 -- Ratna Riri K.S (@riri_jagoan)
Jangan sembarang bicara "kita" kalau aku masih yang pertama, kalau kamu bukan siapa2, kalau mereka tak pernah bilang "kita" #5 -- Ratna Riri K.S (@riri_jagoan)
Ya itu egoku.kenapa?marah? tapi jangan lupa tentang pisau tumpulku, yg selalu melemah dengan kata "kita".itu sebabnya aku masih disini.#end -- Ratna Riri K.S (@riri_jagoan)
apa sebenarnya makna kebersamaan? apakah memang sebegitu indahnya kebersamaan?
bagiku...... tidak. Tidak sebegitu indahnya.
ya itu menurutku.. tidak tau kalau kalian bagaimana..
aku bilang tidak begitu indah karena...
aku tidak bisa utuh melihat diriku sendiri.
aku tidak bisa bicara bebas berdasarkan aku... harus ada kamu.. harus ada mereka.. harus ada kita.
aku tidak bisa menolak begitu saja saat aku tidak suka... harus ada kamu.. harus ada mereka.. harus ada kita.
aku harus tahan suaraku.
aku harus tahan hatiku.
aku harus tahan ambisiku.
aku tidak bisa hanya aku.
karena ada kamu, ada mereka, dan kita berbicara kita.
mungkin itu.. yang membuat aku kesal dengan kamu atau mereka..
bahkan tak jarang aku mengumpat dengan bilang "kenapa harus ada kita?"
tetapi.... kalau hanya aku... kemana aku harus pulang saat lelah?
siapa yang menenangkan aku saat semua beban membuat gila?
siapa yang memujiku saat aku berhasil?
siapa yang menyuruhku berhenti saat kelakuan salahku semakin keterlaluan?
jawabannya adalah... kamu..dan mereka semua.
Aku terkadang membenci kita,
namun nyatanya... dunia ini lebih kejam dari kamu dan mereka. Dan untunglah aku tergabung dalam KITA..
hingga aku tetap baik-baik saja sampai saat ini.
Akhirnya aku tau.. kita memang tidak selalu indah.
namun ibarat rumah..
walau terkadang kamu bosan.. muak.. dan ingin pergi.. namun hatimu tidak pernah lupa dimana alamatnya.. dan kamu selalu tau kemana harus pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar