Di sebuah siang yang terik aku melangkah tanpa punya arah
tujuan. Lagi-lagi ini terjadi.. Setiap orang
yang berpapasan denganku memanggil namaku beberapa kali karena aku lama
tersadar..
Pertanyaan pertama yang terucap.. “mau kemana?”
Jawaban yang selalu sama aku jawab.. “tidak mau kemana-mana”
Lalu mereka kembali bertanya.. “kalau tidak mau
kemana-mana, kenapa kau berjalan?”
Aku hanya tersenyum, ya.. aku tidak tau apa jawabannya.. biarkan senyuman ini menjadi ribuan perkiraan di benak
mereka semua.
”kamu
kenapa?”
Aku
jawab.. ”aku tidak kenapa-kenapa”
Orang
bodoh juga mungkin tahu aku bohong..
Atau
mungkin tandanya aku yang bodoh.. karena memang rasanya aku tidak
kenapa-kenapa.. atau bahasa tepatnya.. aku tidak tau aku kenapa.
Ini
bukan pertama kalinya aku diberondong pertanyaan mudah namun sulit untuk
dijawab, seakan aku buta dengan diriku sendiri. Sangat melelahkan..
Tidak
jarang aku memilih jalan yang sepi demi tidak bertemu siapapun.. untuk tidak
perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Namun
kali ini.. aku terlampau lelah..
Terlampau
lelah untuk memilih jalan, untuk menghindar, untuk berfikir apapun..
Maka
kembali ini terjadi..
Terlampau
memuakkan sampai aku harus memasang wajah ingin membunuh agar semua bisa
menjauh.
Silahkan
benci aku.. asalkan jangan tanya apapun.. asalkan tinggalkan aku sendiri..
Semua
berjalan lancar.. semua menjauh.. aku sampai dirumah tanpa ada satu orangpun
dijalan tadi yang berani bertanya.
Ini
surga kecilku, sebuah ruangan kosong tanpa apapun..
Hanya
berisi benda-benda imaji yang bisa aku ciptakan dan aku hapus semauku.
Kenyamanan
dan keindahan fiktif hasil karyaku.
Tadinya
tidak begini.. tadinya rumahku penuh dengan kenyataan.. kenyataan yang bisa
membuat aku tersenyum, tertawa dan bisa membuat rindu setengah mati saat aku
diluar sana.
Tapi..
ketika perlahan-lahan itu hilang (entah siapa yang mengambil).. aku mulai kesal
dengan kenyataan.. kenyataan yang tidak bisa abadi.
Maka,
aku buang semuanya.. aku memulai sesuatu yang baru dua bulan belakangan ini.. di
ruang kosong yang penuh dengan keindahan ini.
Sama
dengan hari ini.. aku mulai ingin berkreasi.. menciptkan keindahan bayangan..
tetapi... tunggu.. itu siapa..
Ada
seseorang dirumahku.. dia sedang tersenyum dan duduk santai di sebuah sofa. Tunggu
dulu... SOFA??!!!
Sejak
kapan aku punya sofa itu?!!
Apa
aku salah rumah??
”nggak salah rumah.. ini
rumah kamu kok” jawabnya seakan bisa menerka pikiranku.
”kamu
siapa? Itu sofa siapa?” tanyaku.
”kamu
nggak kenal aku? Kita kan sudah berteman lama..”
Aku
terdiam.. aku amati sekali lagi wajahnya..
Iya..
benar.. dia temanku.. aku ingat dia.. kenapa dia bisa tiba-tiba disini?
”aku
tadi telephone kamu, tapi handphonemu mati.. jadi aku langsung main aja
kerumahmu.. apa kabar?” jawabnya lagi seakan bisa membaca pikiranku.
”kenapa
kamu selalu menjawab hal-hal yang belum aku tanyakan..” tanyaku.
”kamu
lupa?!! Itu kan kemampuanku sejak dulu.. aku bisa membaca pikiranmu.. dari
sekian banyak teman-temanmu.. hanya aku yang punya kemampuan itu. Kenapa kamu
bisa lupa?”jawabnya yakin.
Sekali
lagi aku terdiam, aku paksa otakku berfikir, mengingat-ngingat semua kenangan
tentang dia. . iya.. dia benar.. dia satu-satunya yang bisa membaca pikiranku.
”lalu.. sofa itu..?” tanyaku lagi.
“hah!!! Kamu lupa juga!! Ini sofa kamu!!
setiap kerumahmu aku selalu duduk disini kan?! Ini bagian favoritku.. karena
ini nyaman..”
Astaga..
benar.. itu sofa aku.. bukankah sudah aku buang? Aku memang tidak ingat benda
apa saja yang aku buang, tapi seingatku rumahku itu kosong.. dan tidak ada
apa-apa selain sofa itu.
”wah
kalau itu.. aku tidak bisa jawab.. karena begitu sampai kerumahmu, aku langsung
menemukan sofa ini kok..” jawabnya lagi.
Kepalaku
langsung pusing, sudah lama benar aku tidak dibuat bingung seperti ini.
”duduk dong.. ngobrol yuk.. kangen..
“ ujarnya sambil menggeser tempat duduknya agar aku bisa duduk disampingnya.
Akhirnya
aku menurut, aku duduk dan kita berbincang panjang lebar. Dia bercerita banyak
hal, dia juga bertanya banyak hal.. namun bukan pertanyaan yang membuat aku
muak...
”aku
pulang ya.. sampai ketemu lagi.. ”
Dalam
hitungan detik.. dia pergi dan berlalu setelah sebuah senyuman manis diberikan
padaku.
Astaga..
aku lupa! Aku lupa nama dia siapa?!?
Dimana aku harus mencari tau namanya..
Kenapa
tidak ada apapun dirumah ini yang bisa membantuku.. ?
Handphoneku? Album photo? Laptop? Lukisan?
Atau apapun…
Kenapa rumah ini kosong!!
Aku
harus tau dia siapa!
Dengan
terburu-buru aku bergegas keluar, mungkin diluar sana banyak yang bisa
membantu, atau bahkan mungkin aku bisa mengejarnya..
Tetapi..
Kenapa
ini..
Kenapa
diluar sini begitu sepi...
Aku
butuh siapapun.. tolong.. siapapun..
Sekarang
aku tau aku mau kemana..
Sekarang
aku tau aku kenapa..
Aku
bisa menjawab pertanyaan kalian semua..
Kenapa
justru saat ini kalian semua pergi..... ?
Setetes..
Dua
tetes..
Puluhan
tetes..
Ratusan tetes..
Ribuan tetes..
Tumpah meruah...
Datanglah
lagi kerumahku.. jangan pergi lagi.. aku kangen kamu… cinta.